Friday, October 31, 2014

BALBULOL AERIAL PHOTOGRAPHY - MISOOL RAJA AMPAT


Balbulol adalah nama salah satu spot di Misool, Raja Ampat, Papua Barat, Indonesia. Tempat ini sungguh menarik. Penampakan batu-batu besar menjulang tinggi dan tersusun rapih disekitar cekungan yang dikelilingi bukit atau batu yang lebih besar. Agak tidak real menurut saya untuk sebuah alam, terlalu rapih dan tampak seperti set untuk film.

Begitu tiba di lokasi ini selain memotret saya juga memang menargetkan untuk menerbangkan drone untuk mengambil gambar dari udara. Keadaan angin bersahabat, dan sinyal GPS pun sangat baik. maka segeralah saya menerbangkan drone di lokasi ini. Gambar yang saya tampilkan ini adalah hasil capture dari file video 2k dari kamera GoPro yang sudah diedit lagi.

Silahkan menikmati keindahan sureal Balbulol, Misool dari udara.
















Misool sungguh mempunyai pemandangan alam yang sangat unik.
WAW, BAGUS BANGET, LUAR BIASA, ARGHHHHH entah apa lagi kata yang keluar dari mulut ini untuk mengungkapkan keindahan Misool. HEAVEN ON EARTH! Thank God you create this place, thank God it's Indonesia. And thank drone!


look from other view, and you will be grateful - @ferryrusli
 video aerial MISOOL 
 

Sunday, October 19, 2014

MENGENANG FOTOGRAFI ANALOG - test with Canon AE1 Program

Di era digital sekarang ini memotret dengan kamera manual dan menggunakan media film seluloid semakin kurang populer. Buat saya fotografi analog merupakan hal yang sangat penting untuk belajar foto. Beruntung saya masih bisa mencicip sedikit era dimana saya harus belajar fotografi menggunakan kamera film, kira-kira sepuluh tahun yang lalu ketika saya di bangku kuliah. 

Pelajaran teori dasar fotografi, tehnik panning, freeze, slow speed dan lainnya tentu teori yang sudah sangat dikenal di fotografi. Namun tantangannya adalah semua itu dilakukan dengan kamera film analog. File tidak bisa dihapus, tidak bisa dilihat langsung di lcd, jadi kita betul-betul belajar dari praktek. Saya masih ingat ketika saya dan teman - teman saya mengerjakan tugas memotret di pasar ikan, dan masing - masing menghabiskan satu rol film. Ketika melihat hasilnya saya sangat kecewa, karena dari semua film yang saya gunakan hanya satu gambar yang bisa dilihat, itupun masih blur. Itu rol film pertama saya dan sunggguh sangat berkesan.

Banyak hal yang saya dapat dari kelas fotografi dulu, termasuk mengolah foto di kamar gelap. Pengalaman mencelup kertas foto di bahan kimia dan melihat gambarnya timbul itu merupakan sensasi yang menyenangkan. Sayangnya sekarang saya sudah lupa detil dari proses tersebut. Memang perlu diakui saya generasi yang hidup sudah di jaman digital dan hanya mencicip sedikit dari era film ini.

hasil cetak tugas kuliah dulu, komposisi dasar, bentuk, slow speed, freeze, film cross prosess, film positif/slide.


Namun sekarang ada rasa ingin menggali lebih lagi dan mencoba mengingat apa yang dulu sudah dipelajari. Fotografi film memang memiliki daya tarik tersendiri. Sebenarnya berawal dari saya membeli kembali kamera-kamera analog tua, karena sekedar senang mengoleksi kamera dengan bentuk dan tampilannya yang otentik. Namun lama kelaman saya dan beberapa teman jadi kembali memotret menggunakan film. Mungkin sekedar sayang karena sudah beli, dan tentunya ada rasa penasaran merasakan lagi foto menggunakan film.

Kamera terbaru yang saya beli dan saya gunakan untuk upload hasil di postingan ini. Canon Ae1 Program.

Setelah beberapa hari berkeliling membawa kamera ini kemanapun, akhirnya saya menghabiskan 2 rol film untuk saya tes. yang pertama saya menggunakan film Kodak Gold 200, dan yang ke dua saya memakai film Illford Pan 400. Hasilnya cukup memuaskan setelah lama sekali tidak pernah memotret dengan film. Buat saya, karakter gambar dari sebuah media film seluloid sungguh tidak tergantikan dengan kamera digital. Mungkin tidak semua dapat merasakan hal yang sama, atau mungkin memang tergantung pada selera masing-masing :)


Kodak Gold 200 (klik untuk ukuran besar)

Ilfoord Pan 400 with B+W red filter (klik untuk ukuran besar)

Semua hasil tidak diedit, hanya menambah kontras pada foto hitam putih. Hanya melalui proses cuci lab dan scan film. Untuk saat ini di Jakarta bisa dikatakan sangat jarang lab dan studio foto yang masih menerima proses cuci cetak film negatif 35mm, apalagi film 120 atau 135. Namun setelah melewati semua proses itu saya sangat puas, setidaknya bahagia bisa melihat hasil foto saya setelah beberapa hari memotret tidak bisa melihat hasil. Sekarang bukan sekedar mengenang dan kembali terkenang, ada rasa ingin lebih menggali dan membuat karya yang lebih. Ingin belajar bagaimana proses cuci film sendiri. Mungkin kebanyakan mau dan besok lupa :p maklum namanya juga lagi semangat.

Semoga ada yang tertular dan kembali memotret film bersama #filmisnotdead


notes:
- proses cuci scan masih bisa dilakukan di foto Praga - jl.Tanjung Duren Raya 363 telp 5670318
- film dapat dibeli di Pasar Baru: Toko MLM, Kurnia, dan toko sekitarnya.
- boleh berbagi info untuk tempat proses cuci film di jakarta dan sekitarnya

Wednesday, October 15, 2014

UNDERWATER MATERNITY - Maria Sarie

Another photo for my friend, Maria Sarie. this one is her second pregnancy. Now her baby named Skylo Chavanel is already born. Yeayy it's a baby girl!
This photo session took when her pregnancy is 8,5 month. Well done! she's doing very good in the pool, calm enough for first time. Well, she said underwater maternity is her dream..
So i'd like to say, your dreams come true 

Congrats Ricky and Sarie for your second child :)














Photo by : Ferry Rusli
Model : Maria Sarie
MUA : Kathleen Claudia
Asisten photographer : Laurentius Wisnu
, Andry Tjong
Studio : Visinema HQ
for colaboration. contact : ferryrusli@ymail.com